Selasa, 06 Mei 2014

Hakikat Kehidupan

Sebelum mengawali segalanya, kita harus tahu apa itu kehidupan, sebab dengan mengetahui, akhirnya kita mengerti, lalu kita akan memaknai, dan titik akhirnya kita tahu hakikat kehidupan yang kita jalani.

Ibarat cerita, ada seorang pemuda yang memiliki peliharaan kucing. Dia melihati kucingnya melompat kesana kemari tak jelas apa maksudnya. Pemuda itu tahu bahwa apa yang dilakukan kucingnya adalah melompat tidak jelas, semakin lama ia sadar, ia mengerti kalau yang dilakukan si kucing adalah hal sia-sia atau tak ada gunanya, sebab dari tadi hanya melompat-lompat tak jelas. Kemudian dia kembali berpikir dan memaknai memang sepantasnya kucing itu menyianyiakan hidupnya dengan hal-hal yang tidak jelas, seperti melompat-lompat, kegiatan yang dilakukan si kucing tidak selayaknya dia tiru, karena memang dia adalah manusia dan si kucing ialah hewan yang hanya memiliki nafsu, tak punya akal seperti manusia. Dan tak lama kemudian dia sadar dan merasa sangat bodoh atas apa yang dia lakukan, karena apa yang dia lakukan hanyalah menyia-nyiakan waktunya, dengan melihat kucingnya yang melompat kesana kemari menghabiskan waktu sorenya. Sementara si kucing yang memang hanya seekor hewan tak berakal itu menyianyiakan hidupnya, dan sudah menjadi hak dan kodratnya dia begitu. Malah ada seorang pemuda yang melihat kebodohan dan ternyata dia lebih buruk dari kebodohan tersebut. Akhirnya pemuda itu mencari kegiatan yang memang dirasanya perlu dikerjakan, sebab tak mungkin ada manusia di dunia ini yang tidak memiliki masalah, sedangkan ia malah meihat hal yang bodoh dan tak bermakna.

Nah itulah hakikat, yaitu saat dimana kita tak hanya tahu, mengerti, lalu memaknai, namun juga tahu rahasia atau pesan dari kehidupan yang dikirimkan kepada kita.
Apabila kita membuka hati dan pikiran, namun menutup nafsu syahwat diri, kita akan mengetahui hakikat kehidupan yang banyak sekali di isyaratkan kepada kita, namun kita melewatkannya begitu saja.
Lalu mengapa kita harus merasa perlu belajar mengungkap hakikat kehidupan, alasanya adalah
  1. Hidup hanya sekali, tak mungkin kita mendapatkan pesan kehidupan itu berulangkali
  2. Penyesalan datang diakhir, bayangkan ketika kita mengalami sakaratul maut, dan saat itu pula kita sadar bahwa ada banyak hal yang seharusnya tidak aku lakukan, dan ternyata lebih banyak lagi hal-hal yang mestinya aku lakukan, bahkan kita tak bisa sekedar mengingatkan anak-anak dan cucu-cucu kita tentang hal yg ada dipikran kita, sebab nyawa sudah pd pangkal tenggorokan, Naudzubillah.
  3. Kebahagiaan yang melebihi bahagiaanya menjadi orang terkaya/terpopuler/ ter apapun didunia ini, karena hidup sendiri pun tanpa adanya pasangan akan bahagia, bila kita tau apa makna kesendirian itu, tak akan ada yang dieluhkan, tak akan ada yg dipermasalahkan.
Dari 3 hal tadi saya rasa cukup untuk mengingatkan batin kita, tentunya menghayatinya dengan rasa diri (perasaan dalam benak hati kecil kita), bukan dengan rasa konseptual (menurut kitab ini/ilmu yg saya pelajari, begini.., saya ga boleh begitu...).

Saya akan beri contoh lagi, seringkali kita mengunggulkan diri sendiri dibanding dengan orang lain bahkan makhluk lain, misal saja hal paling remeh yang pernah kita temui yaitu pasir. Kita harusnya dapat belajar dari hakikat kehidupan sebuah pasir, bahwa hidup yang kita jalani selama ini mungkin malah lebih hina lebih berdosa dimata Tuhan dibanding sebuah pasir, kenapa?
Sebab pasir tak ada daya untuk melakukan apapun, dia hanya diciptakan dan diperintah oleh Tuhan untuk berdiam diri (mau gimana lagi?). Sebutir pasir dalam sebuah tanah longsor yang akhirnya menimpa dan membunuh orang itu lebih mulia dibanding dengan sholat seorang muslim. Sebab pasir itu mulia dikarenakan firman tuhan atau perintah langsung kepada pasir untuk melongsorkan dirinya dan ikut mensukseskan kerja Malaikat izrail untuk menewaskan seorang manusia pada waktu yang ditentukan, sedangkan seorang oknum muslim tadi sholat dengan tata cara yang benar menurut peritah Tuhan namun ia menjadikan solat ia sebagai lahan riya(membanggakan kealiman diri), lahan meminta-minta banyak hal pd Tuhan, namun muslim itu tidak memperbaiki akhlak yg ia lakukan selama ini.

Kehidupan kita seyogyanya juga meniru kedua ciptaan mulia ini, yaitu kebijaksaan dari sebuah air dan peringatan dari sebuah api. Air mencontohkan tinggi ilmu/kekuasaan/harta kita, kita harus tetap merendahkan hati kita kepada sesama, bahkan jika semakin tinggi air, maka semakin deras arus turunnya, semakin tinggi ilmu atau kekuasaan kita, kita semakin kuat dalam mempertahankan kemurah hatiaan kita. Lalu api mencontohkan ibaratnya awalnya kita semua adalah makhluk yang hina dan tak memiliki arti/manfaat bagi Tuhan lalu kita diberi kehidupan atau nyala api ole-Nya, dan nyala api itu arahnya selalu keatas, berkebalikan dengan air, maka dari itu kita diperingatkan untuk tidak menyombongkan diri, karena diawal kita hanyalah kayu bakar yang tak berarti yang diberi kehidupan yang mana hanya sebuah titipan sementara yang sewaktu-waktu dengan bebas Tuhan ambil.
Sekian,
Terima Kasih. Semoga bermanfaat.

Sabtu, 02 Juni 2012

Manaqib Istiqomah di Meteseh




Kemarin 1 Juni 2012, aku mengikuti pengajian Manaqib majlis dzikir Al-Khidmah yang memang sudah keluargaku ikuti sejak lama, aku mulai mengenal majlis ini saat ayahku mengajak untuk aktif didalamnya, kira2 waktu aku menginjak kelas 1 smp. Di Al-Khidmah, terdapat banyak rangkaian acara pengajian secara rutin, Khususi, Manaqib istiqomah, Manaqib dalam rangka tertentu, Haul Akbar,dll.




Disini kami mengenal banyak orang, menjalin silaturahmi dengan sesama, bergotong royong mencari ridlo Allah, dan syafaat Rasulullah. Kami juga belajar banyak hal terutama dalam aspek keagamaan, kami sering kali mendapat mauidhoh hasanah dari para guru, dan imam khususi. Kami belajar bekerja sama, misal saat kami bahu-membahu dalam mengadakan suatu acara.


Kemarin, aku sekeluarga mengikuti pengajian manaqib sewelasan di Ponpes Al-Fitrah, Meteseh, Semarang, Jawa tengah. Kami berangkat pukul 5 sore agar tidak terlambat dan berharap sampai disana dapat mengikuti sholat berjamaah. Kami pergi menggunakan mobil pribadi, sebelumnya kami mengajak berangkat bersama teman2 ayah, di dalam perjalanan tidak memungkinkan kita untuk ikut sholat maghrib di sana, jd kita sholat maghrib di masjid terdekat, setelah itu kami melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai bersamaan dengan waktu solat isya’.

Ibuku karena bersama Tuhfa dan adik kecil ku, Dani, maka memilih untuk mencari tempat dibelakang. Ayahku sebagai panitia, jd tetap mengawasi jalannya acara di pos masing2. Awalnya aku duduk di belakang, setelah selesai sholat aku segera mencari tempat didepan agar nanti dapat melihat dengan jelas mauidhoh hasanah dr kyai Munir Abdullah dr ngroto. Kebetulan aku juga mengagumi dan mengidolakan beliau.

Acara pengajian berjalan dengan lancar, mulai dr ba’da isya’ sampai sekitar jam 11,12an. Setelah mauidhoh hasanah, ada acara ramah tamah yaitu makan talaman bersama, setiap talaman diisi 3-4 orang. Akhirnya rangkaian acara sepenuhnya telah selesai, kamipun bergegas pulang kembali ke rumah, dan mengistirahatkan badan dengan nikmatnya semalaman begadang bermunajat kepada Allah.

Meninggalnya seorang panutan, K.H. Ahmad Asrori Al Ishaqi



Dunia ini untuk kesekian kalinya kehilangan seorang Ulama’ yang menjadi pengayomonya umat sekalian, seorang yang merupakan guru pembimbing bagi kita, beliau adalah Hadratus Syeikh Romo KH. Ahmad Asrori Al Ishaqi, Beliau Mursyid Thoriqoh Qadiriyah Naqsabandiyah Al Ustmaniyah. Kabar duka itu datang dimana banyak dari kita masih tertidur dengan lelapnya, tepatnya 18 Agustus 2009 lalu dini hari sekitar pukul 2 pagi. Suatu kabar duka yang benar-benar membuat kaget kita semua karena begitu mendadaknya kabar ini, walapun menang kita semua tahu sejak 4 tahun silam beliau sudah menderita penyakit komplikasi yang sangat berat, tapi memang kepergian beliau menghadap Sang Khaliq untuk selamanya ini tidak bisa dipungkiri membawa suatu kesedihan yang mendalam bagi kita semua.
Sosok beliau adalah merupakan suatu sosok ulama yang sulit ditemukan saat jaman sekarang dimana banyak sekali orang yang menjadikan dirinya sebagai ulama’ bukan sebagai pengayomnya umat, tapi sebagai jalan untuk memuluskan kepentingan pribadinya atau golongannya semata. Dalam kondisi jaman yang seperti ini carut marutnya beliau hadir sebagai seorang sosok ulama yang benar benar mencerminkan kalau ulama’itu pewarisnya Nabi, yang jauh dari kepentingan apapun, semua dilandaskan atas mencari ridlo ALLAH semata, walapun banyak dari berbagai macam kalangan yang ingin mendekat pada beliau dengan membawa kepentingannya masing-masing, tapi beliau masih tetap memegang teguh prinsip-prinsip seperti para ulama’ terdahulu yang tidak ada haluan kepentingan pribadi atau golongan.

Semua orang merasa kehilangan, karena sosok yang meneduhkan hati, sosok yang menjadi panutan serta sosok yang menjadi tempat kita menimba Ilmu dan membimbing kita untuk mendapat kecintaan ALLAH itu sudah tiada. Sudah tidak bisa lagi kita dengarkan suara beliau yang menggetarkan hati saat memimpin majelis, sudah tidak bisa dengar secara langsung dawuh-dawuh beliau lagi yang menyejukkan kita serta yang menjadikan kita lebih tau ini dan itu. Kearifan, kebijaksanaan beliau benar-benar membuat siapapun orangnya akan merasa tenang dan damai apabila beliau ada ditengah tengah kita.

Tapi bagaimanapun, beliau sudah menghadap Sang Khaliq, kita berharap semoga kelak di akherat bisa berkumpul dengan beliau dan bisa dipertemukan dengan para guru sampai pada Al Mursyidul Akbar Sayidil Mursalin Sayidina wa Habibina Muhammad di sorga ALLAH Ta’ala kelak, Selamat jalan Romo Yai kami semua selalu merindukan panjenengan, dan semoga kita bisa dengan Baik melaksanakan apa yang sudah panjenengan ajarkan pada kami semua untuk bisa mendapatkan kecintaan ALLAH Ta’ala.

Hadhrotus Syaikh Romo KH Achmad Asrori Al-Ishaqy ra



Kyai Asrori al-Ishaqi, generasi ke-38 dalam garis keturunan Rasulullaah Muhammad SAW, telah lama mengemban amanah mengayomi dan mempersatukan umat Islam melalui Tarekat yang dianutnya, Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah al-Utsmaniyyah – yang dinisbahkan kepada Kyai Utsman al-Ishaqi r.a. Nama al-Ishaqi dinisbahkan kepada Maulana Ishaq, ayahanda Sunan Giri. Jadi dalam garis keturunannya yang mulia ini, Syekh Asrori masih keturunan Sunan Giri.


Sebagaimana lazimnya putra kyai besar, Kyai Asrori sejak muda rajin menimba ilmu pengetahuan, mengembara dari satu pondok pesantren ke pondok pesantren lainnya. Namun konon masa beliau mondok selalu sebentar. Kabarnya beliau pernah nyantri di Darul Ulum, Rejoso, Jombang, namun hanya setahun. Demikian pula saat nyantri di Pondok Pare Kediri dan Pondok Bendo.
Yang menarik, ketika mondok di Pondok Rejoso Jombang, Kiai Asrori tak aktif mengikuti ngaji. Namun itu tak membuat risau KH Mustain Ramli, pimpinan Pondok Rejoso. “Biarkan saja, anak macan kan akhirnya jadi macan juga,” kata Kiai Mustain Ramli. Karena kepintarannya yang luar biasa, terutama di bidang ilmu agama, di kalangan kiai dan santri pondok, Kiai Asrori dinilai memiliki ilmu laduni (ilmu yang diperoleh langsung dari Allah SWT). Dia memperoleh ilmu itu tanpa melalui proses belajar-mengajar yang wajar sebagaimana dijalani santri pondok pada umumnya.
yai waktu masih muda

Selama menimba ilmu di Pondok Rejoso itu, Kiai Asrori mampu membaca dan mengajarkan kitab Ihya’ Ulum Al-Din karya Imam Al Ghazali dengan sangat baik. “Kalau saya bukan bapaknya, saya mau kok ngaji kepadanya,” demikian ujar KH Utsman Al-Ishaqi.

Saat masih muda kabarnya Kiai Asrori badannya kurus karena banyak tirakat dan berambut panjang memiliki geng bernama “orong-orong”, bermakna binatang yang keluarnya malam hari. Jama’ahnya rata-rata anak jalanan alias berandalan yang kemudian diajak mendekatkan diri kepada Allah lewat ibadah pada malam hari. Meski masih muda, Kiai Asrori adalah tokoh yang kharismatik dan disegani berbagai pihak, termasuk para pejabat dari kalangan sipil maupun militer.


Sepeninggal Kiai Utsman, tongkat estafet kemursyidan kemudian diberikan kepada Kiai Asrori (konon pengalihan tugas ini berdasarkan wasiat Kiai Utsman menjelang wafatnya). Di tangan Kiai Asrori inilah jama’ah yang hadir semakin membludak. Uniknya, sebelum memegang amanah itu, Kiai Asrori memilih membuka lahan baru, yakni di kawasan Kedinding Lor yang masih berupa tambak pada waktu itu.


Dakwahnya dimulai dengan membangun masjid, secara perlahan dari uang yang berhasil dikumpulkan, sedikit demi sedikit tanah milik warga di sekitarnya ia beli, sehingga kini luasnya mencapai 2,5 hektar lebih. Dikisahkan, ada seorang tamu asal Jakarta yang cukup ternama dan kaya raya bersedia membantu pembangunan masjid dan pembebasan lahan sekaligus, tapi Kiai Asrori mencegahnya. “Terima kasih, kasihan orang lain yang mau ikutan menyumbang, pahala itu jangan diambil sendiri, lebih baik dibagi-bagi”, ujarnya.


Kini, di atas lahan seluas 2,5 hektar itu Kiai Asrori mendirikan Pondok Pesantren Al Fithrah dengan ratusan santri putra putri dari berbagai pelosok tanah air. Untuk menampungnya, pihak pesantren mendirikan beberapa bangunan lantai dua untuk asrama putra, ruang belajar mengajar, penginapan tamu, rumah induk dan asrama putri (dalam proses pembangunan) serta bangunan masjid yang cukup besar.



Hingga kini, murid-muridnya yang telah menyatakan baiat ke Kiai Asrori tidak lagi terbatas kepada masyarakat awam yang telah berusia lanjut saja, akan tetapi telah menembus ke kalangan remaja, eksekutif, birokrat hingga para selebritis ternama. Jama’ahnya tidak lagi terbatas kepada para pecinta thariqah sejak awal, melainkan telah melebar ke komunitas yang pada mulanya justru asing dengan thariqah.



Walaupun tak banyak diliput media massa, namanya tak asing lagi bagi masyarakat thariqah. Namun demikian, sekalipun namanya selalu dielu-elukan banyak orang, dakwahnya sangat menyejukkan hati dan selalu dinanti, Kiai Asrori tetap bersahaja dan ramah, termasuk saat menerima tamu. Beliau adalah sosok yang tidak banyak menuntut pelayanan layaknya orang besar, bahkan terkadang ia sendiri yang menyajikan suguhan untuk tamu.



Sebagai Mursyid Thariqah Qadiriyah Wa Naqsabandiyah Al Utsmaniyah memiliki tanggung jawab besar, yakni tidak sekedar membaiat kepada murid baru kemudian tugasnya selesai, akan tetapi beliau secara terus-menerus melakukan pembinaan secara rutin melalui majelis khususi mingguan, pengajian rutin bulanan setiap Ahad awal bulan hijriyah dan kunjungan rutin ke berbagai daerah.


Untuk membina jama’ah yang telah melakukan baiat, khususnya di wilayah Jawa Tengah, bahkan Kiai Rori telah menggunakan media elektronik yaitu Radio Siaran untuk penyebaran dakwahnya, sehingga murid muridnya tidak lagi akan merasa kehilangan kendali. Ada lima radio di Jawa Tengah yang dimilikinya setiap pagi, siang dan malam selalu memutar ulang dakwahnya Kiai Rori, yakni Radio Rasika FM dan “W” FM berada di Semarang, Radio Citra FM di Kendal, Radio Amarta FM di Pekalongan dan Radio Suara Tegal berada di Slawi.


Dalam setiap memberikan siraman rohani, Kiai Rori menggunakan rujukan Kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi Al Bantani, Al Hikam karya Imam Ibnu Atha’illah dan lain lain. Selain pengajian yang lebih banyak mengupas soal tasawuf, Kiai Rori juga sering menyisipkan masalah fiqih sebagai materi penunjang. Seorang ulama asal Ploso Kediri Jawa Timur, KH. Nurul Huda pernah bertutur, sulit mencari ulama yang cara penyampaiannya sangat mudah dipahami oleh semua kalangan dan do’anya sanggup menggetarkan hati seperti Kiai Asrori. Hal senada diakui oleh KH. Abdul Ghofur seorang ulama asal Pekalongan. Dengan kata lain, banyak orang mengakui bahwa Kyai Asrori tergolong ulama yang langka dalam hal kapasitas keilmuan dan spiritualnya.



Di kemudian hari, makin banyaknya murid mengundang kekhawatiran beliau karena menyulitkan pemantauan. Beberapa murid senior mengusulkan dibentuknya semacam wadah untuk “menyatukan” jamaah. Maka pada Desember 2005 diresmikanlah “Jama’ah al-Khidmah” yang tujuan dasarnya adalah untuk pembinaan jamaah agar lebih tertib dan terarah.



Hingga akhir hayatnya, TQN al-Utsmaniyyah telah berkembang pesat hampir di seluruh pulau Jawa, dan bahkan hingga ke manca negara. Beliau telah mewariskan teladan ruhani yang sudah selayaknya kita ikuti, sesuai dengan kemampuan kita. Kini ulama yang langka itu telah kembali ke Sang Kekasih, namun bukan berarti hubungan ruhani dengan jamaahnya telah terputus. Ruh-ruh para Wali Allah akan selalu hadir bersama orang-rang yang senantiasa berkhidmat kepada mereka, yang selalu mengikuti jejak ruhani mereka sesuai dengan yang digariskan oleh Kanjeng Rasulullaah SAW.


Seperti Wali Allah lainnya, beliau telah menjadi semacam “Jalan,” bukan lagi pejalan. Beliau menjadi “wadah” yang dilalui oleh “sesuatu,” bukan lagi pejalan yang menuruti kemauannya sendiri. Beliau barangkali salah satu contoh dari sedikit orang yang mampu merealisasikan hadits qudsi yang menyatakan “Allah telah menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, pendengarannya yang dengannya ia mendengar, tangannya yang dengannya ia memegang dan kakinya yang dengannya ia melangkah…” Beliau memang tak lagi bersama kita secara fisik, namun ingatlah nasihat Maulana Rumi ini:

“Jangan bersedih, wali Allah tak kan hilang dari dirimu, sebab semesta telah sirna dalam dirinya” … Dunia memang berada dalam genggamannya, namun tak pernah menguasai hatinya, sebab hatinya telah menjadi tahta Tuhannya. Hanya mereka yang mampu berzikir dalam setiap detak jantungnyalah yang dianugerahi martabat yang mulia ini…

Kamis, 31 Mei 2012

Pelajari kemampuan2 yang harus kamu miliki untuk jadi sukses!



Setiap orang pasti punya keterampilan ato kemampuan masing2 dan seiring perkembangan zaman, tuntutan untuk memiliki PERFECT ABILITY sangat diperluin, so why not? jika kita coba pelajari semuanya.

setidaknya ada 10 point disini,

1. Kemampuan Berbicara Depan Banyak Orang


Kemampuan tersebut memang diperluin banget, bahkan dalam banyak hal. contoh, bicara dengan rekan kerja agar project berjalan lancar, ngungkapin aspirasi didepan massa ato rapat, bahkan  bicara dengan lawan jenis agar bisa tertarik dengan kita haha. jadi latihlah kemampuan berbicaramu, banyak komunikasi dengan orang2, pelajari buku2 tentang berhubungan dengan orang lain, latih ekspresi kamu didepan kaca juga.









2. Kemampuan Menulis

Menulis adalah tentang bagaimana cara kita menunjukkan dan menceritakan sesuatu pada pembaca agar pembaca kita ikut merasakan apa yang ingin kita sampaikan. Belajar menulis tidak saja berlatih penguasaan tata bahasa tapi juga kemampuan untuk mengatur pemikiran, Cara menulis, biasakan pertama itu sukai menulis, apa2 ditulis..tumpahkan semuanya kedalam tulisan tanpa dibatasi. jadi sukalah menulis!



3. Kemampuan Mengendalikan Diri
Dalam banyak hal, kesuksesan itu ditentukan oleh seberapa pandainya kamu mengendalikan diri sendiri. Pengendalian diri bukan sekedar mengendalikan emosi, tapi kemampuan seseorang mengarahkan pikiran, perkataan dan perbuatannya pada suatu tujuan tertentu. Jika kesuksesan itu ditentukan oleh tindakan yang efektif, maka tindakan yang efektif sangat tergantung pada kemampuan kamu untuk fokus pada apa yang menjadi tujuan utama kamu.
4. Kemampuan Mengembangkan Jaringan
Pada era globalisasi sekarang ini jaringan ato networking bukan hanya untuk mencari pekerjaan ato berbisnis. Di zaman teknologi yg serba canggih, networking menjadi ajang menciptakan peluang emas ato medium di mana pemikiran baru, inovasi dan kreatifitas diciptakan dan dikembangkan. Banyaklah bersosialisasi, berkomunikasi, cari kenalan2 baru dan lakukan 3S (senyum,salam,sapa) itu akan memberikan efek yang dashyat.


5. Kemampuan Berpikir Kritis
Tak bisa disangkal, setiap hari kita berhadapan dengan banyak sekali informasi. Jadi sangat diperlukan berpikir kritis dalam mengevaluasi, menganalisa dan mengaitkan informasi yang satu dengan yang lainnya. Sering kali informasi tidak berdiri sendiri, tapi punya keterkaitan. Kemampuan berpikir kritis akan membuat kamu berbeda dari orang di sekitar kamu.


6. Kemampuan Membuat Keputusan 
Tidak sembarang orang bisa mengambil keputusan yang tepat. Tapi menunggu lebih banyak informasi lagi sebelum mengambil keputusan sama bahayanya dengan tidak berpikir kritis. Kemampuan menanggapi sebuah permasalah dan kecepatan membuat keputusan yang tepat adalah ciri khas orang yang bertindak cepat.

7. Kemampuan Menganalisa Data
Bukan berarti harus menguasai semua teori matematika. Yang saya maksud adalah kemampuan seseorang untuk bisa membuat kalkulasi secara tepat. Hidup ini tidak terlepas dari data-data. Kemampuan seseorang untuk menganalisa data sangat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan efektif.



8. Kemampuan Meningkatkan Pengetahuan 


Penelitian tidak ‘harus tahu semuanya.’ Tentu saja tidak semua orang bisa mengetahui banyak hal, bahkan di bidang yang kamu anggap ’ini bidang saya’. Kamu tidak harus mengetahui semua, tapi kamu harus selalu berusaha mencari tahu apa yang perlu kamu tahu. Itu artinya jangan pernah berhenti belajar, baik itu lewat internet, perpustakaan, televisi, surat kabar, audio, dan sebagainya. Intinya, kamu harus terus mengembangkan pengetahuan kamu.




9. Kemampuan Mengelola Stres
Stress itu menyengsarakan. Stress bisa membuat kamu mengambil keputusan yang tidak tepat, tidak berpikir kritis, dan membuat kamu menyendiri dari pergaulan. Oleh karena itu, kamu perlu relaksasi karena tanpa relaksasi setidaknya tiga dari sepuluh skills ini akan hancur.


10. Kemampuan Berhitung 


Kenapa berhitung masuk dalam salah satu ketrampilan yang harus kamu miliki, karena kalau kamu tidak bisa melacak ato menghitung jumlah pemasukan dan pengeluaran, kemungkinan besar kamu akan menjadi orang yang paling miskin. ini juga sangat penting dalam mengkalkulasi berapa waktu yang kamu habiskan untuk sebuah proyek dan diterapkan dalam menghitung apakah nilai sebuah proyekmu sebanding ato bahkan melampaui pengorbanan uang, waktu dan usaha kamu.



Terima kasih, 10 kemampuan itu akan kita punya. Jika kita banyak belajar dan kerja keras, dan tentunya semua keberhasilan harus disertai dengan doa. SEMOGA BERMANFAAT!